Kata Pengantar
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunia dan rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini di
susun untuk memenuhi tugas softskill bahasa Indonesia saya yang berjudul Pengembangan
UMKM melalui program One Village One Product (OVOP) berbasis
koperasi .
Karena terbatasnya ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh penulis maka makalah ini
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
di perlukan penulis.
Tidak lupa penulis juga menyampaikan terima kasih kepada pihak pihak yang
sudah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi pembaca.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kementerian Koperasi
dan UMKM menganggarkan Rp 2,2 Miliar untuk pengembangan UMKM di seluruh
Indonesia. Dana ini akan dialokasikan khusus untuk program koperasi one
village one product (OVOP).dan program ini dilakukan untuk
meningkatkan kualitas produk unggulan masing-masing daerah. Sebagai dampingan
program, lanjutnya, ada sebuah koperasi untuk membantu penyediaan bahan baku,
pemasaran, packaging, dan aspek managerial lainnya. Sementara itu, di Jawa
Tengah, sebanyak 70 produk unggulan dari 35 provinsi ditargetkan masuk dalam
program One Village One Product (OVOP) berbasis koperasi.Semua produk-produk
tersebut nantinya akan menjadi produk khas dari daerah setempat dan dari sini
saya mengambil judul “Pengembangan UMKM melalui
program One
Village One Product (OVOP) berbasis koperasi”.
1.2 Permasalahan
Apakah dengan program koperasi one village one product dapat
menghasilkan suatu produk yang khasdan menambah omset koperasi.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apakah dari program koperasi one
village one product (OVOP) dapat meningkatkan pendapatan koperasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Artikel tentang Pemerintah Anggarkan Rp 2,2 Miliar Untuk Pengembangan UMKM.
MAGELANG,
KOMPAS.com -
Kementerian Koperasi dan UMKM menganggarkan Rp 2,2 Miliar untuk pengembangan
UMKM di seluruh Indonesia. Dana ini akan dialokasikan khusus untuk program
koperasi one village one product (OVOP).
Deputi Bidang
Pengkajian Sumberdaya UKMK Kemenkop & UKM RI, I Wayan Dipta menyebutkan
masing-masing koperasi akan mendapatkan dana Rp 100 juta. "Selama ini
sudah ada 73 koperasi yang mendapat bantuan tersebut," jelasnya usai
membuka kegiatan Sosialisasi Regional Pengembangan produk Unggulan Desa dengan
Pendekatan OVOP melalui Koperasi se-Sumatra dan Jawa di Hotel Atria Kota
Magelang, Jumat (17/5/2013).
Program OVOP, kata
Wayan, adalah salah satu program untuk meningkatkan kualitas produk unggulan
masing-masing daerah. Sebagai dampingan program, lanjutnya, ada sebuah koperasi
untuk membantu penyediaan bahan baku, pemasaran, packaging, dan aspek
managerial lainnya. Sementara itu, di Jawa Tengah, sebanyak 70 produk unggulan
dari 35 provinsi ditargetkan masuk dalam program One Village One Product (OVOP)
berbasis koperasi.
Semua produk-produk
tersebut nantinya akan menjadi produk khas dari daerah setempat. "Kita sudah
merancang 5 dari 7 produk rintisan OVOP tahun depan," ujar Wakil Gubernur
Jawa Tengah, Rustriningsih saat membacakan sambutan Gubernur Bibit Waluyo dalam
kegiatan tersebut.
Lima produk tersebut
antara lain,Sarung Goyor Pemalang, Sarung Goyor Sragen, Tenun Lurik Batik dari
Klaten, Tenun Troso Jepara dan Batik Surakarta. Sebelumnya pada tahun
2012, ada dua sasaran rintisan OVOP yang mendapatkan alokasi dana yakni
produk Carica di Kabupaten Wonosobo dan Bordir di Kabupaten Kudus.
Dijelaskan Rustri, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan OVOP ini, yakni
penyediaan SDM, bahan baku dan permodalan, kelembagaan dan jaringan usaha,
teknologi pengolahan, packing product (kemasan) dan brand product, hingga
pemasaran produk.
Selain itu, Pemprov
Jateng mencatat, hingga Mei 2013 ini, jumlah koperasi di Jawa Tengah
sebanyak 27.010 unit dengan omzet mencapai Rp 8,907 triliun. Sementara
itu, untuk jumlah UMKM pada tahun 2012 sebanyak 80.583 UMKM, dengan omzet
mencapai Rp 18,972 triliun.
"Untuk mendukung
itu semua kita sudah buat pelatihan, sosialisasi dan sebagainya," katanya.
Melalui kegiatan yang akan berlansung hingga 19 Mei 2013 itu, pihaknya berharap
tidak hanya sebagai sarana promosi produk antar daerah di Jawa dan Sumatera,
tapi juga bisa terjalin komunikasi dan sharing pengetahuan
antardaerah
2.2
Pembahasan tentang sistem koperasi mengenai program koperasi one
village one product (OVOP).
Program One Village One product merupakan kegiatan yang
dilaksanakan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia yang pelaksanaannya didasari pada Inpres No. 6 Tahun 2007 Tentang
Percepatan Sektor Riil dan Pembangunan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah tanggal 8 Juni 2007 yang mengamanatkan pengembangan sentra melalui
pendekatan OVOP. Program ini dilakukan pada produk yang memiliki ciri khas
daerah setempat atau produk yang secara kultural masyarakat yang memiliki
potensi pasar baik domestik maupun pasar ekspor.
Tujuan Pengembangan
Produk Unggulan Daerah Melalui Pendekatan OVOP
1. Mengembangkan produk
unggulan daerah yang memiliki potensi pemasaran lokal maupun internasional.
2. Mengembangkan dan
meningkatkan kualitas serta nilai tambah produk, agar dapat bersaing dengan
produk dari luar negeri (impor)
3. Khusus kegiatan OVOP
yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM dalam mengembangkan OVOP harus
melalui Koperasi dan UKM.
4. Meningkatkan
pendapatan masyarakat setempat.
BAB III
KESIMPULAN
Dari artikel diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan dari
program One Village One Product (OVOP) berbasis koperasi dapat mengsahilkan
produk yang khas diberbagai daerah misalnya Sarung Goyor Pemalang, Sarung Goyor Sragen, Tenun
Lurik Batik dari Klaten, Tenun Troso Jepara dan Batik Surakarta. Sebelumnya
pada tahun 2012, ada dua sasaran rintisan OVOP dan yang mendapatkan
alokasi dana yakni produk Carica di Kabupaten Wonosobo dan Bordir di Kabupaten
Kudus. hingga Mei 2013 ini, jumlah koperasi di Jawa Tengah sebanyak
27.010 unit dengan omzet mencapai Rp 8,907 triliun. Sementara itu, untuk
jumlah UMKM pada tahun 2012 sebanyak 80.583 UMKM, dengan omzet mencapai
Rp 18,972 triliun.
Daftar
Pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar